Sabtu, 24 Agustus 2013

Pertumbuhan Janin

UK 4 minggu
Badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh embryo, saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut, dasar-dasar tractus digestivus sudah nampak, permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan.

UK 8 minggu
Wajahnya sudah jelas berbentuk wajah manusia dan sudah mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak walaupun belum dapat ditentukan jenisnya, panjangnya kurang lebih 2,5 cm.

UK 12 minggu
Panjangnya 7-9 cm, sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada dan jenis kelaminnya sudah dapat ditentukan. janin sudah bergerak tapi sedemikian halusnya pergerakan sehingga belum dapat dirasakan oleh ibu. ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.

UK 16 minggu
Panjanganya 10-17 cm, beratnya 100 gr. Alat kelamin luarnya sudah menentukan jenisnya. Kulit ditumbuhi bulu halus (lanugo). Pergerakan mungkin sudah dirasakan oleh ibu.

UK 20 minggu
Panjangnya 18-27 cm, beratnya 300 gr. DJJ (Denyut Jantung Janin) sudah dapat didengar. Jika lahir sudah berusaha untuk bernafas.

UK 24 minggu
Panjangnya 28-34 cm, beratnya 600 gr. Kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun di bawah kulit. Kulit ditutupi oleh vernix caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.

UK 28 minggu
Panjangnya 35-38 cm, beratnya 1000 gr, jika lahir dapat hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan untuk hidup terus masih kecil. Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah.

UK 32 minggu
Panjangnya 42,5 cm, beratnya 1700 gr. Permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orang yang tua.

UK 36 minggu
Panjangnya 46 cm, beratnya 2500 gr, karena sudah ada lapisan lemak jadi sudah berisi

UK 40 minggu
Janin sudah cukup bulan, panjangnya 50 cm, beratnya 3000gr. Pada kulit masih terdapat vernix caseosa yaitu dari campuran sel epithel kulit, lanugo dan sekret kelenjar lemak.


(sumber : Obstetri Fisiologi- Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran)

Sabtu, 25 Mei 2013

KB IUD


A.  Landasan Teori KB IUD
1)      Pengertian
AKDR merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang berupa kerangka kecil dari plastik yang fleksibel, diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Saifudin, 2006 : MK-74).

2)      Cara Kerja
Menurut Saifudin( 2006,MK-74), cara kerja kontrasepsi :
a.    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b.    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c.    Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d.    Mencegah implantasi telur dalam uterus.

3)     Efektifitas
Sangat efektif (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan atau 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan (Saifudin, 2006 : MK-75 ).

4)     Keuntungan
Menurut Saifudin( 2006,MK-75), keuntungan kontrasepsi :
a.    Efektivitasnya sangat tinggi
b.    AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
c.    Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak perlu diganti).
d.    Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e.    Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g.    Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR.
h.    Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i.      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j.      Dapat digunakan sampai menopause.
k.    Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
l.      Membantu mencegah kehamilan ektopik.

5)     Kerugian
Menurut Saifudin (2006 : MK-75), kerugian kontrasepsi ini adalah:
1)   Efek samping yang umum terjadi:
-     Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
-     Haid lebih lama dan banyak.
-     Perdarahan antar menstruasi.
-     Saat haid lebih sakit.
2)   Komplikasi lain:
-     Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
-     Perdarahan berat pada waktu haid auat diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
-     Perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi bila pemasangan benar)
3)   Tidak mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS
4)   Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
5)   Penyakit Radang Panggul terjadi setelah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
6)   Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR. Sering kali perempuan takut selama pemasangan.
7)   Sedikitnya nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
8)   Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
9)   Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
10)    Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
11)    Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

6)     Yang Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-76), yang boleh memakai AKDR:
-     Usia reproduksi.
-     Kedaan nulipara
-     Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
-     Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
-     Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
-     Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
-     Resiko rendah dari IMS
-     Tidak menghendaki metode hormonal
-     Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
-     Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat kontrasepsi darurat).
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR CUT-380A dengan aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
-     Perokok.
-     Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
-     Sedang mengunakan antibiotika atau antikejang.
-     Gemuk ataupun yang kurus.
-     Sedang menyusui.
-     Penderita tumor jinak payudara.
-     Penderita kanker payudara.
-     Pusing-pusing, sakit kepala.
-     Tekanan darah tinggi.
-     Varises di tungkai atau di vulva.
-     Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
-     Pernah menderita stroke.
-     Penderita diabetes.
-     Penderita penyakit hati atau empedu.
-     Malaria.
-     Skistosomiasis.
-     Penyakit tiroid.
-     Epilepsi.
-     Nonpelvik TBC.
-     Setelah kehamilan ektopik.
-     Setelah pembedahan pelvic.

7)     Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-77), yang tidak boleh memakai AKDR:
1)   Hamil  atau diduga hamil.
2)   Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3)   Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4)   Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik.
5)   Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
6)   Penyakit trofoblas yang ganas.
7)   Diketahui penyakit TBC pelvik.
8)   Kanker alat genital.
9)   Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

8)     Waktu Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin, (2006 : MK-80), waktu menggunakan AKDR:
1)   Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2)   Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3)   Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorhoe laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
4)   Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5)   Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

9)     Penanganan Efek Samping Yang Terjadi
No
Efek samping/ permasalahan
Penanganan
1
Amenorrhoea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorrhoea apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas, apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan inferksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
2
Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya Penyakit Radang Panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvic dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb< 7gr%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah memilih metode lain yang sesuai.

4
Benang yang hilang
Pastikan adanya kehamilan atau tidak, tanyakan apakah AKDR terlepas, berikan kondom. Periksa talinya didalam saluran endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter. Lakukan X-ray  atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5
Adanya pengeluaran cairan dari vagiana/ dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorrhoea atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
Sumber : Saifudin (2006: MK-79)

Gastroenteritis Pada Anak


A.       Konsep Dasar Gastroenteritis
1.    Definisi
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer dapat berwarna encer hijau atau dapat bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Gastroentritis diartikan sebagai BAB yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari empat kali. Sedangkan untuk bayi umur lebih dari 1 bulan dan anak bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Wahidiyat Iskandar, 2005).
Gastroentritis adalah keadaan dimana seorang individu mengalami/ beresiko defekasi sering dengan feses cair atau feses tidak berbentuk (Carperito, 2001).
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari (www.infeksi.com/artikel2006).

2.    Etiologi
Menurut Ngastiyah, 2005 etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a.    Faktor Infeksi
1)        Infeksi Enteral
Adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Meliputi :
Ø        Infeksi Bakteri
Vibrio, E.Coli, salmonella, shigella, campyeo backer, fernier acrimonies, dab.
Ø        Infeksi Virus
Enterovirus (virus echo, cox sachie, polyomyelitic) adenevirus rotavirus, actovirus dll.


Ø        Infeksi Parasit
Cacing (asearic, oxuyuris), protozoa cent amoeba nisfilicia, glordia, lambcia, tricho monas hominis), jamur (candida albican).
2)        Infeksi Parenteral
Yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti IPSA, OMA, ISK dan sebagainya, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah umur 2 tahun.
b.    Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi Karbohidrat adalah disakarida, monosakarida, pada hati anak yang terpenting dari tersering adalah intoleransi laktosa.
2)      Melabsorbsi lemak
3)      Malabsorbsi protein
c.    Faktor Makanan
-         Makanan basi
-         Makanan beracun
-         Alergi terhadap makanan
d.    Faktor Psikologis
-         Rasa takut
-         Rasa cemas

3.    Macam-macam Diare
Macam-macam diare menurut Ngastiyah, 2005 yaitu:
a.    Diare akut
Terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari
b.    Diare berkepanjangan
Berlangsung lebih dari 7 hari dapat disertai muntah dan kembung
c.    Diare kronik
Berlangsung lebih dari 14 hari disertai gejala intoleransi dan atau infeksi enteral atau sepsis biasanya disertai gangguan gizi.

4.    Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare menurut Ngastiyah, 2005 adalah:
a.       Gangguan Asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus dan elektrolik ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan kerangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b.      Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi  pada elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c.       Gangguan Motilitas Usus
Hiper peristaltic akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila perlu peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula

5.    Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer Arif, 2000 manifestasi klinis (gambaran klinis) Gastroentitis yaitu:
-         Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
-         Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor jelek, elastisitas kulit menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
-         Kram abdominal
-         Demam
-         Mual dan muntah
-         Pucat
-         Perubahan tanda-tanda (nadi dan pernafasan cepat), menurun atau tidak

6.    Komplikasi
Komplikasi yang akan terjadi pada gastrientritis menurut Ngastiyah, 2005 adalah:
-         Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotenik,isotomik atau hipertonik)
-         Rekatam hipovolemik
-         Hipokalemia (dengan gejala materoismus hipotonik oto, lemah bradikardi, perubahan pad elektrokardiogram)
-         Hipoglikemia
-         Intoleransi laktosa sekunder
-         Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
-         Malnutrisi energi protein

7.    Cara Pemeriksaan
d.      Pemeriksaan Fisik
Menentukan adanya dehidrasi atau tidak, kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut Noerasi.
1)    Dehidrasi ringan                   :    Rasa haus, oligouria ringan 
2)    Dehidrasi sedang                  :    Dehidrasi ringan, turgor kulit turun, ubun-ubun besar cekung, mata cekung.
3)    Dehidrasi berat                    :    Dehidrasi sedang, gangguan, kesadaran, somnolen, sopor koma, pulma kardio vaskuler, kusmaul, rejatan.
e.       Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
1)    Pemeriksaan tinja
-      Makroskopis dan mikroskopis
-      pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet vilinitesi bila diduga terdapat intolicensi gula.
-      Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2)   Pemeriksaan gangguan kesemimbangan asam basah dalam darah dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut astrup (bila memungkinkan).
3)    Pemeriksaan kadar unum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal
4)   Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang) 
5)   Pemeriskaan inkubasi duodenium dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

8.    Penatalaksanaan
a.       Resusitasi cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (URO)
                     Usia
Dehidrasi ringan- 3jam
(50 ml/kg)
Tanpa dehidrasi jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/tiap diare)
1 tahun
1,5 gelas
0,5 gelas
5 tahun
3 gelas
1 gelas
7 tahun
6 gelas
2 gelas

-     Berat Badan + 6 kg
6 kg x 50 ml               =    300 ml è + 1,5 gelas
6 kg x 10-20 ml          =    150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
-     Berat Badan + 13 kg
13 kg x 50 ml             =    650 ml è + 3 gelas
13 kg x 10-20 ml        =    150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
b.      Dietotik
Makanan tetap diberikan ASI jika masih ASI. Bila pasi, susu formula diencerkan dalam waktu singkat, makanan sesuai dengan umur dengan konsistensinya mudah dicerna.
c.       Pada umumnya tidak diperlukan anti mikrobial
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, kurang gizi dan adanya penyakit penyerta.
d.      Obat-obat diare tidak dianjurkan karena dapat memperpanjang trans time sehingga kuman-kuman makanan lebih lama berada di usus dan juga menyulitkan terapi cairan.
e.       Pengobatan Problem Penyerta
Obat-obatan
Anti sekresi               :       Asetosal, klorpromazim
Anti spasmoletik        :       Papaverine, loperamid (bila perlu)
Pengeras tinja            :       Kuolin, pektin, carcoal
Antibiotika                 :       Umumnya tidak perlu kecual pada penyebab yang jelas seperti :
-           Kolera = tetra siklin
-           Comphycobacter  = ertitromizin
-           Infkesi ringan (OMA, Faringitis) = penisilin prokain 
-           Infeksi sedang (Bronkitis) = ampicilin
-           Infeksi berat (Bronkopneumonia) = penisilin prokarin dan kloram penikol atau ampisilin dan gentamicin atau derivat sifalosporin.
f.        Tahapan derajat dehidrasi
1)        Dehidrasi ringan  : BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kg
2)        Dehidrasi sedang : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg
3)        Dehidrasi berat    : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang > me/kg