- Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
- Memastikan kelengkapan alat pertolongan ersalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2,5 ml ke dalam wadah partus set.
- Memakai celemek plastik.
- Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
- Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
- Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
- Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah).
- Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya ke dalam larutan klorin 0,5%.
- Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ dalam keadaan batas normal 120-160 x/menit).
- Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
- Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
- Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
- Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
- Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
- Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
- Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
- Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
- Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
- Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
- Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arcus pubis dan kemudian gerakan atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
- Setelah bahu leher, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
- Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin).
- Melakukan penilaian selintas: apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan; apakah bayi bergerak aktif?
- Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan vernix. Ganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
- Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
- Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntuik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
- Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
- Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 menit dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
- Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
- Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
- Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
- Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas symphisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
- Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsocranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusta dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
- Meletakkan penegangan dan dorongan dorsocranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti posros jalan lahir 9tetap lakukan tekanan dorsocranial).
- Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta lahir, melakukan pemijatan pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
- Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
- Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi mengalami pendarahan.
- Memastikan uterus berkontraksi dengan baikdan tidak terjadi pendarahan pervaginam.
- Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
- Setelah 1 jam lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 di paha kiri anterolateral.
- Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi heoatitis B di paha kanan anterolateral.
- Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan pervaginam.
- Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
- Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
- Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
- Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan baik.
- Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
- Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
- Memberishkan ibu dengan menggunakan air DDT. Memberishkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
- Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
- Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
- Memberishkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
- Mencucui tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Melengkapi partograf.
Selasa, 19 Februari 2013
58 Langkah Asuhan Persalinan Normal
Sabtu, 09 Februari 2013
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK :
Kebutuhan Ibu Hamil TM III
SUB TOPIK : Senam hamil
HARI/ TANGGAL :
Senin /
02 Juli
2012
WAKTU :
Pukul 10.30 s/d 10.45 WIB
DURASI :
15 menit
TEMPAT :
RSB Al Hasanah Madiun
SASARAN :
Ny ”E”
TUJUAN :
1.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, klien mengerti
cara melakukan senam hamil.
2.
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:
-
Klien mampu
menjelaskan kembali cara senam hamil TM III
MANFAAT :
1.
Bagi Klien : Klien dapat melakukan senam hamil.
2.
Bagi Mahasiswa : Mahasiswa dapat
menerapkan teori yang didapat dari pembelajaran untuk menerapkannya pada lahan praktek.
3.
Bagi Lahan : Membantu rumah sakit setempat untuk
memberikan penyuluhan tentang senam hamil.
METODE : Ceramah
MEDIA : Leaflet
LANGKAH-LANGKAH PENYULUHAN :
NO
|
PROSES
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Pendahuluan
1) Memberi salam
2) Perkenalan
3) Menjelaskan
maksud dan tujuan penyuluhan
|
5
menit
|
1) Menjawab salam
2) Mendengarkan
3) Mendengarkan
dan mem-perhatikan
|
2
|
Inti
Menjelaskan cara senam hamil
|
5
menit
|
Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi yang diberikan
|
3
|
Penutup
1) Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2) Pendengar
disuruh mengulang kembali penjelasan yang sudah disampaikan
3) Memberikan
kesempat-an kepada pendengar untuk memberikan masukan, sanggahan atau
bertanya
4) Mengakhiri
dengan salam
|
5
menit
|
1)
Memperhatikan
2)
Menjawab
3)
Mengkritik, menyanggah, memberi masukan, dan bertanya
4)
Menjawab salam
|
MATERI : Terlampir
EVALUASI : Bagaimana cara melakukan senam hamil ?
REFERENSI :
Indiarti, 2008. Panduan
Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. 1001 Tentang Kehamilan.
Henderson Cristine, 2001. Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta.
SENAM HAMIL
A.
Definisi Senam
Hamil
Senam hamil ialah suatu bentuk latihan
yang kegunaannya untuk memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan
proses persalinan (FK Unpad, 1998 cit Hanafi, 2008).
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40
pekan (minggu) atau 10 bulan yang terbagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan I
(0-12 minggu), triwulan II (12-28 minggu), dan triwulan III (28-40 minggu)
sehingga rumus yang dibuat Naegele digunakan untuk menentukan hari perkiraan
lahir (HPL) (Mochtar, 1999). Meskipun
demikian, senam hamil dilakukan setelah kehamilan berumur 20-22 minggu
(Manuaba, 1999)
B.
Tujuan Senam
Hamil
1. Tujuan Umum
Senam Hamil:
a. Melalui latihan
senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang
berperan dalam proses mekanisme persalinan.
b. Mempertinggi
kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri. sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
c. Membimbing
wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
2. Tu juan Khusus
Senam Hamil
a. Memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul,
ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan.
b. Melonggarkan
persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
c. Membentuk sikap
tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin
dan mengurangi sesak nafas.
d. Menguasai
teknik-teknik pernafasan dalam persalinan,
e. Dapat mengatur
diri kepada ketenangan
C.
Syarat Senam
Hamil
Ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam
hamil, syarat tersebut antara lain:
1.
Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh
dokter atau bidan.
2.
Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu,
Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu,
3.
Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik
bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil (Mochtar, 1999).
D.
Gerakan Senam
Hamil
1. Latihan
Pendahuluan
Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui
daya kontraksi otot- otot tubuh, luas gerakan persendian, dan mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan tubuh.
a.
Latihan satu
Sikap : Duduk
tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan dibuka
sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
Latihan
:
1) Gerakkan kaki kiri jauh kedepan, kaki kanan jauh kebelakang, lalu
sebaliknya gerakan kaki kanan jauh kedepan kaki jauh ke belakang. Lakukan
masing- masing 8 kali.
2) Gerakan kaki kanan dan kiri sama- sama jauh ke depan dan ke belakang.
3) Gerakan kaki kanan dan ke kiri bersama- sama ke kanan dan ke kiri.
4) Gerakan kaki kanan dan kiri bersama- sama kearah dalam sampai ujung jari
menyentuh lantai, lalu gerakan kedua kaki kearah luar.
5) Putaran kedua kaki bersama- sama kearah kanan dan kiri masing- masing 4
kali.
6) Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekanan kedua
tungkai ke lantai sambil mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot perut sebelah
atas simpisis ke dalam kemudian rileks kembali. Lakukan sebanyak 8 kali
b.
Latihan
Dua
Siakap : Duduk
tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Latihan : Letakan
tungkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan
seluruh tungkai kanan sambil menempeskan dinding perut bagian atas dan
mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi
gerakan ini dengan tungkai kiri atas dan tungkai kanan. Lakukan gerakan tersebut masing- masing 8 kali.
c. Latihan Tiga
Sikap : Duduk tegak, kedua
tungkai lurus, rapat dan rileks.
Latihan
:
1)
Angkat
tungkai kanan dan kiri, lalu letakan kembali, angkat tungkai kiri ke atas, lalu
letakkan kembali, lakukan hal ini berganti- ganti sebanyak 8 kali.
2)
Lakukan
pula latihan seperi diatas dalam posisi berbaring terlentang, kedua tungkai
kaki lurus, angkat ke dua tungkai bersama- sama, kedua lutut jangan di tekuk,
kemudian turunkan kembali perlahan- lahan.Lakukan gerakan ini 8 kali.
d.
Latihan
Empat
Sikap : Duduk bersila, badan
tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua lengan disamping.
Latihan :
1)
Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas.
2)
Lalu
putaran kedua lengan tersebut kedepan, ke atas sampai telinga.
3)
Teruskan samping belakang dan akhirnya kembali ke
sikap semula. Lakukan gerakan- gerakan di atas sebanyak 8 kali.
e.
Latihan
Lima
Sikap : Berbaringlah miring pada
sebelah sisi dengan lutut ditekuk
Tidurlah dengan posisi yang nyaman!
Tidurlah dengan posisi yang nyaman!
Latihan :
1) Tidurlah
terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke
bawah dan berada di samping badan.
2) Angkat pinggul
sampai badan tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua
kaki.
3) Turunkan pelan-
pelan.
4) Lakukanlah
sebanyak 8 kali.
f.
Latihan
Enam
Sikap : Berbaringlah
terlentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada disamping badan,
keseluruhan badan rileks.
Latihan : Panjangkan
tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, lalu kembali
pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk. Keadaan dan gerakan
serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan
masing- masing 2 kali. Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.
g.
Latihan Tujuh
Sikap : Panggul
diputar kekanan dan kekiri masing- masing empat kali. Gerakan panggul kekiri
yang dilakukan sebagai berikut : letakan pinggul ke lantai sambil mengempiskan
perut dan mengerutkan otot dubur,
gerakan panggul kekanan, angkat pinggul, gerakan kekiri dan seterusnya.
Cara-
cara latihan pendahuluan diatas beberapa hari sampai wanita hamil dapat melakukan
latihan inti, sebagai berikut :
2. Latihan Inti
a. Latihan
pembentukan sifat tubuh
Untuk
mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik
menyebabkan tulang pinggul naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal.
Sedangkan letak tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun,
sehingga kedudukan janin kurang baik.
b. Latihan kontrksi
dan relaksasi
Untuk
memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan.
c. Latihan
pernapasan
Untuk
melatih beberapa teknik pernafasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya
sesuai kebutuhan.
Syarat
guna mendapatkan pernafasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh,
berkonsentrasi, dan untuk melemaskan otot- otot dinding perut dan pernafasan
maka kedua lutut harus ditekuk.
Selama
kehamilan betul- betul latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara latihannya
dibagi menurut umur kehamilan, yaitu latihan pada kehamilan minggi 22-25,
26-30, dan minggu ke 35 keatas.
1) Minggu 22-25
a)
Latihan
pembentukan sikap tubuh
Sikap : Berbaring
terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan santai
(rileks).
Latihan : Angkat
pinggang sampai badan membentuk lengkungan. Lalu
tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot
dubur. Lakukan
berulang kali (8-10 kali).
b) Latihan
kontraksi relaksasi
Sikap : berbaring
terlentang kedua lengan di samping badan kedua kaki ditekuk pada lutut dan
rileks
Latihan : Tegangkan
otot-otot muka dengan jalan mengerutkan dahi, mengatupkan tulang rahang dan menegangkan
otot-otot leher selama beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks (8-10 kali)
c) Latihan
pernafasan
Sikap : berbaring
terlentang kedua lengan di samping badan kedua kaki ditekuk pada lutut dan
rileks
Latihan :
1) Letakkan tangan
kiri di atas perut
2) Melakukan
pernafasan diafragma: Tarik nafas melalui hidung, tangan kiri naik ke atas
mengikuti dinding perut yang menjadi naik, lalu hembuskan nafas melalui mulut.
Frekuensi latihan adalah 12-14 kali per menit.
3) Lakukan gerakan pernafasan ini sebanyak 8 kali dengan interval 2 menit.
Latihan-latihan tersebut di atas bertujuan untuk
mempercepat timbulnya relaksasi, menghilangkan rasa nyeri his kala pendahuluan
dan his kala pembukaan, dan untuk mengatasi rasa takut dan stres.
d)
Minggu ke 26-30
a. Latihan
pembentukan sikap tubuh
Sikap : merangkak, kedua
tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai, sedangkan tangan dan paha
tegak lurus
Latihan:
1) Tundukkan
kepala, sampai terlihat ke arah vulva, pinggang di angkat sambil mengempiskan
perut bawah dan mengerutkan dubur
2) Lalu turunkan
pinggang, angkat kepala sambil lemaskan otot-otot dinding perut dan dasar
panggul. Ulangi kegiatan di atas sebanyak 8 kali.
b. Latihan
kontraksi dan relaksasi
Sikap : berbaring
terlentang kedua tangan di samping badan kedua kaki ditekuk pada lutut dan
rileks
Latihan : lemaskan
seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama beberapa detik, lalu
lemaskan kembali. Kerjakan sebanyak 8 kali.
c. Latihan
Pernafasan
Sikap : berbaring
terlentang, kedua kaki ditekuk pada lutut, kedua lengan di samping badan dan
lemaskan badan
Latihan:
1) Lakukan pernafasan dada yang dalam selama 1
menit, lalu diikuti dengan pernafasan diafragma. Kombinasi kedua pernafasan ini
dilakukan 8 kali dengan interval 2 menit.
2) Latihan
pernafasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri (sakit) his pada waktu
persalinan.
c)
Minggu ke 31-34
a. Latihan
pembentukan sikap tubuh
Sikap : Berdiri
tegak kedua lengan di samping badan kedua kaki selebar bahu dan berdiri rileks
Latihan:
1)
Lakukan
gerakan jongkok perlahan-lahan badan tetap lurus lalu tegak berdiri
perlahan-lahan.
2)
Pada
mula berlatih, supaya jangan jatuh kedua tangan boleh berpegangan misalnya
sandaran kursi (8 kali).
b. Latihan
kontraksi dan relaksasi
Sikap : tidur
terlentang, kedua lengan di samping badan kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
Latihan : Lakukan
pernafasan diafragma dan pernafasan dada yang dalam seperti telah dibicarakan
c. Latihan
pernafasan
Latihan pernafasan seperti telah
diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28 per menit dan lebih cepat. Gunanya
untuk menghilangkan rasa nyeri.
d)
Minggu ke 35
sampai akan partus
a. Latihan
pembentukan sikap tubuh
Sikap : berbaring
terlentang, kedua lengan di samping badan kedua kaki ditekuk pada lutut dan
rileks.
Latihan : angkat
badan dan bahu, letakkan dagu di atas dada melihatlah ke arah vulva. Kegiatan
ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah.
Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit
b. Latihan
kontraksi dan relaksasi
Sikap : tidur
terlentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki lurus, lemaskan seluruh
tubuh, lakukan pernafasan secra teratur dan berirama
Latihan : tegangkan
seluruh otot tubuh dengan cara: katupkan rahang kerutkan dahi, tegangkan
otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot
perut, kerutkan dubur, tegnagkan kedua tungkai kaki, dan tahan nafas. Setelah
beberapa saat kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh (9 kali).
c. Latihan
pernafasan
Sikap : tidur
terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan dan rileks.
Latihan : buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam- dalam
nya, lalu tutup mulud.Latihan mengejan seperti buang air besar kearah bawah dan
depan.Setelah lelah mengejan kembali keposisi semula.
3. Latihan
Penenangan
Tujuan : latihan ini berguna untuk menghilangakan
tekanan pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi
tenang.
Sikap : berbaringlah miring kearah punggung
janin.
Latihan : tenang, lemaskan seluruh badan, mata
dipicingkan, hilangkan semua suara yang menunggu, atasi tekanan. Lakukan kurang
lebih 5-10 menit.
4. Latihan
Relaksasi
Syarat :
a.
Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian.
b.
Lemaskan seluruh otot – otot badan termasuk muka.
c.
Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan
telinga.
d.
Pusatkan pikiran pada satu titik, misalnya pada irama
pernapasan.
e.
Pilihlah posisi relaksasi yang paling disenangi.
Ada 4 posisi
relaksasi, yaitu : a) posisi terlentang kedua kaki lurus, b) berbaring
terlentang, kedua lutut ditekuk, c) berbaring miring, atau d) posisi relaksasi
sedang duduk, yaitu dengan duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi
membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan di atas sandaran kursi. Duduk
dengan tenang.
Pada 4 posisi diatas relaksasi dilakukan dengan jalan
menutup /memicingkan mata, melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan
bernafas dalam dan teratur. Gunanya untuk memberikan ketenangan dan mengurangi
nyeri pleh his, karena itu dapat dilakukan pada kala pendahuluan dan kala
pembukaan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK :
Resiko Kehamilan
SUB TOPIK : Tanda Bahaya Kehamilan TM III
HARI/ TANGGAL :
Senin/
02 Juli 2012
WAKTU :
Pukul 10.45 s/d 11.00 WIB
DURASI :
15 menit
TEMPAT :
RSB Al Hasanah Madiun
SASARAN :
Ny ”T”
TUJUAN :
1.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, klien mengetahui tanda bahaya kehamilan TM III.
2.
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilakukan
penyuluhan diharapkan :
-
Klien mampu
menjelaskan kembali tanda bahaya kehamilan TM III.
MANFAAT :
1.
Bagi Klien : Klien dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan TM III.
2.
Bagi Mahasiswa : Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat dari pembelajaran untuk
menerapkannya pada lahan praktek.
3.
Bagi Lahan : Membantu rumah sakit setempat untuk memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan
TM III.
METODE : Ceramah
MEDIA : Leaflet
LANGKAH-LANGKAH PENYULUHAN :
NO
|
PROSES
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Pendahuluan
1) Memberi salam
2) Perkenalan
3) Menjelaskan
maksud dan tujuan penyuluhan
|
5
menit
|
1) Menjawab salam
2) Mendengarkan
3) Mendengarkan
dan mem-perhatikan
|
2
|
Inti
Menjelaskan tanda bahaya kehamilan.
|
5
menit
|
Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi yang diberikan
|
3
|
Penutup
1) Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2) Pendengar
disuruh mengulang kembali penjelasan yang sudah disampaikan
3) Memberikan
kesempat-an kepada pendengar untuk memberikan masukan, sanggahan atau
bertanya
4) Mengakhiri dengan
salam
|
5
menit
|
1)
Memperhatikan
2)
Menjawab
3)
Mengkritik, menyanggah, memberi masukan, dan bertanya
4)
Menjawab salam
|
MATERI : Terlampir
EVALUASI : Apa saja tanda
bahaya kehamilan itu ?
REFERENSI :
Indiarti, 2008. Panduan
Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. 1001 Tentang Kehamilan.
Henderson Cristine, 2001. Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta.
TANDA BAHAYA
DALAM KEHAMILAN
Kasus kegawatdaruratan
obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan
berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian
ibu, janin serta bayi baru lahir. Empat penyebab utama kematian ibu ialah:
o perdarahan
o infeksi dan sepsis
o hipertensi dan
preeklamsi/eklamsia
o persalinan macet (distosia)
Persalinan macet hanya
terjadi pada saat persalinan berlangsung, sedangkan ketiga penyebab lain dapat
terjadi dalam kehamilan, persalinan, dan dalam masa nifas. Berikut ini hanya
akan dibahas mengenai tanda-tanda bahaya atau kegawatdaruratan yang terjadi
dalam kehamilan. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai dalam kehamilan muda
antara lain:
��
Perdarahan pervaginam
��
Hipertensi Gravidarum
��
Nyeri perut bagian bawah
Mengingat manifestasi klinik
kasus gawat darurat obstetri berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas,
mengenal kasus tersebut tidak selalu mudah dilakukan, tergantung pada pengetahuan,
kemampuan daya pikir dan daya analisis, serta pengalaman tenaga penolong.
Kesalahan atau pun
keterlambatan dalam menentukan kasus dapat berakibat fatal. Oleh karena itu,
saat menerima kasus, haruslah dianggap sebagai kasus gawat darurat atau setidaknya
berpotensi menjadi gawat darurat, sampai hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
kasus tersebut bukan gawat darurat.
1.
Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada
hamil muda dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Oleh karena itu,
diperlukan analisis dan pemeriksaan yang cermat untuk menentukan penyebabnya.
2.
Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam
pada kehamilan lanjut merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal.
Bila pengeluaran berupa mucus bercampur darah (blood show) dan mungkin disertai
mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa
cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD).
Untuk menegakkan diagnosis
KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat dari mana asal
cairan, kemudian pemeriksaan reaksi pH basa.
3.
Gerakan janin tidak teraba
Apabila ibu hamil tidak
merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan,
maka perlu waspada terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus.
Gerakan janin berkurang atau
bahkan hilang dapat juga terjadi pada solusio plasenta dan rupture uteri.
Menurut Sadovsky (1979), jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu adalah 50
sampai 950 gerakan . Variasi hariannya yang paling rendah adalah 4 – 10 per 12
jam pada kehamilan normal.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK :
Persalinan
SUB TOPIK : Tanda-tanda
Persalinan
HARI/ TANGGAL : Senin/ 02 Juli 2012
WAKTU :
Pukul 11.
00 s/d 11. 15 WIB
DURASI :
15 menit
TEMPAT :
RSB Al Hasanah Madiun
SASARAN :
Ny ”T”
TUJUAN :
1.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, klien
mangetahui tanda-tanda persalinan.
2.
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilakukan
penyuluhan diharapkan :
- Klien menjelaskan kembali tanda-tanda
persalinan.
- Klien
tahu harus berbuat apa ketika menjumpai tanda- tanda tersebut.
MANFAAT :
1.
Bagi Klien : Klien dapat mengetahui tanda-tanda persalinan.
2.
Bagi Mahasisiwa :
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat dari pembelajaran untuk
menerapkannya pada lahan praktek.
3.
Bagi Lahan :
Membantu rumah sakit setempat untuk memberikan penyuluhan tentang tanda- tanda
persalinan.
METODE : Ceramah
MEDIA : Leaflet
LANGKAH-LANGKAH PENYULUHAN :
NO
|
PROSES
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Pendahuluan
1) Memberi salam
2) Perkenalan
3) Menjelaskan
maksud dan tujuan penyuluhan
|
5
menit
|
1) Menjawab salam
2) Mendengarkan
3) Mendengarkan
dan mem-perhatikan
|
2
|
Inti
Menjelaskan tanda-tanda persalinan
|
5
menit
|
Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi yang diberikan
|
3
|
Penutup
1) Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2) Pendengar
disuruh mengulang kembali penjelasan yang sudah disampaikan
3) Memberikan
kesempat-an kepada pendengar untuk memberikan masukan, sanggahan atau
bertanya
4) Mengakhiri dengan
salam
|
5
menit
|
1)
Memperhatikan
2)
Menjawab
3)
Mengkritik, menyanggah, memberi masukan, dan bertanya
4)
Menjawab salam
|
MATERI : Terlampir
EVALUASI : 1. Bagaimana tanda-tanda
persalinan ?
2. Kepada siapa ibu menghubungi ketika mengetahui
tanda- tanda persalinan tersebut?
REFERENSI :
Indiarti, 2008. Panduan
Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. 1001 Tentang Kehamilan.
Henderson Cristine, 2001. Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu
Kebidanan Edisi ke 3 Cetakan ke 5. YBPSP. Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)