A. Landasan Teori KB IUD
1)
Pengertian
AKDR merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang berupa
kerangka kecil dari plastik yang fleksibel, diselubungi oleh kawat halus yang
terbuat dari tembaga (Saifudin, 2006 : MK-74).
2)
Cara Kerja
Menurut Saifudin( 2006,MK-74), cara kerja kontrasepsi :
a. Menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b. Mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. Mencegah sperma dan ovum
bertemu.
d. Mencegah implantasi
telur dalam uterus.
3) Efektifitas
Sangat efektif (0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan atau 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan (Saifudin, 2006 : MK-75 ).
4) Keuntungan
Menurut Saifudin( 2006,MK-75), keuntungan kontrasepsi :
a. Efektivitasnya sangat
tinggi
b. AKDR dapat efektif
segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang
(10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak perlu diganti).
d. Sangat efektif karena
tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e. Tidak mempengaruhi
hubungan seksual.
f. Meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g. Tidak ada efek samping
hormonal dengan Cu AKDR.
h. Tidak mempengaruhi
kualitas dan volume ASI.
i. Dapat dipasang segera
setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j. Dapat digunakan sampai
menopause.
k. Tidak ada interaksi
dengan obat-obat.
l. Membantu mencegah
kehamilan ektopik.
5) Kerugian
Menurut Saifudin (2006 : MK-75), kerugian
kontrasepsi ini adalah:
1) Efek samping yang umum
terjadi:
-
Perubahan
siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
-
Haid
lebih lama dan banyak.
-
Perdarahan
antar menstruasi.
-
Saat
haid lebih sakit.
2) Komplikasi lain:
-
Merasakan
sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
-
Perdarahan
berat pada waktu haid auat diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
-
Perforasi
dinding uterus (sangat jarang terjadi bila pemasangan benar)
3) Tidak mencegah IMS
termasuk HIV/ AIDS
4) Tidak baik digunakan
pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
5) Penyakit Radang Panggul
terjadi setelah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu
infertilitas.
6) Prosedur medis, termasuk
pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR. Sering kali perempuan
takut selama pemasangan.
7) Sedikitnya nyeri dan
perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam
1-2 hari.
8) Klien tidak dapat
melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus
melepaskan AKDR.
9) Mungkin AKDR keluar dari
uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah
melahirkan).
10) Tidak mencegah
terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan
normal.
11) Perempuan harus
memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan
harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.
6) Yang Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-76), yang boleh memakai
AKDR:
-
Usia
reproduksi.
-
Kedaan
nulipara
-
Menginginkan
kontrasepsi jangka panjang.
-
Menyusui
yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
-
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
-
Setelah
mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
-
Resiko
rendah dari IMS
-
Tidak
menghendaki metode hormonal
-
Tidak
menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
-
Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat kontrasepsi darurat).
Pada
umumnya ibu dapat menggunakan AKDR CUT-380A dengan aman dan efektif. AKDR dapat
digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
-
Perokok.
-
Pasca
keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
-
Sedang
mengunakan antibiotika atau antikejang.
-
Gemuk
ataupun yang kurus.
-
Sedang
menyusui.
-
Penderita
tumor jinak payudara.
-
Penderita
kanker payudara.
-
Pusing-pusing,
sakit kepala.
-
Tekanan
darah tinggi.
-
Varises
di tungkai atau di vulva.
-
Penderita
penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika
sebelum pemasangan AKDR).
-
Pernah
menderita stroke.
-
Penderita
diabetes.
-
Penderita
penyakit hati atau empedu.
-
Malaria.
-
Skistosomiasis.
-
Penyakit
tiroid.
-
Epilepsi.
-
Nonpelvik
TBC.
-
Setelah
kehamilan ektopik.
-
Setelah
pembedahan pelvic.
7) Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-77), yang tidak boleh
memakai AKDR:
1) Hamil atau diduga hamil.
2) Perdarahan vagina yang
tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3) Sedang menderita infeksi
alat genital (vaginitis, servisitis)
4) Tiga bulan terakhir
sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik.
5) Kelainan bawaan uterus
yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
6) Penyakit trofoblas yang
ganas.
7) Diketahui penyakit TBC
pelvik.
8) Kanker alat genital.
9) Ukuran rongga rahim
kurang dari 5 cm.
Menurut Saifudin, (2006
: MK-80), waktu menggunakan AKDR:
1) Setiap waktu dalam
siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2) Hari pertama sampai hari
ke-7 siklus haid.
3) Segera setelah
melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan,
setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorhoe laktasi (MAL). Perlu
diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca
persalinan.
4) Setelah menderita
abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5) Selama 1 sampai 5 hari
setelah senggama yang tidak dilindungi.
9) Penanganan Efek Samping Yang Terjadi
No
|
Efek samping/ permasalahan
|
Penanganan
|
1
|
Amenorrhoea
|
Periksa apakah sedang hamil, apabila
tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorrhoea
apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR
apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas,
apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR, jelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan
kehamilan dan inferksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
|
2
|
Kejang
|
Pastikan dan tegaskan adanya Penyakit
Radang Panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya
apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk
sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR
dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
|
3
|
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
|
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi
pelvic dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,
perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Beri ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1
sampai 3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila
klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita
anemi (Hb< 7gr%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah memilih metode
lain yang sesuai.
|
4
|
Benang yang hilang
|
Pastikan adanya kehamilan atau tidak,
tanyakan apakah AKDR terlepas, berikan kondom. Periksa talinya didalam
saluran endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan
dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan
rujuklah ke dokter. Lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak
ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
|
5
|
Adanya pengeluaran cairan dari vagiana/ dicurigai adanya
PRP
|
Pastikan pemeriksaan untuk IMS.
Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita
gonorrhoea atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP,
obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode
lain sampai masalahnya teratasi.
|