1.
Definisi
Gastroenteritis adalah keadaan
frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
dengan konsistensi feses encer dapat berwarna encer hijau atau dapat bercampur
lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah,
2005).
Gastroentritis diartikan sebagai BAB yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih dari empat kali. Sedangkan untuk bayi umur
lebih dari 1 bulan dan anak bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Wahidiyat
Iskandar, 2005).
Gastroentritis adalah keadaan dimana seorang individu mengalami/ beresiko defekasi
sering dengan feses cair atau feses tidak berbentuk (Carperito, 2001).
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
berak lebih dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari
(www.infeksi.com/artikel2006).
2.
Etiologi
Menurut Ngastiyah, 2005 etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor, yaitu :
a.
Faktor Infeksi
1)
Infeksi Enteral
Adalah infeksi saluran pencernaan
yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Meliputi :
Ø
Infeksi Bakteri
Vibrio, E.Coli, salmonella,
shigella, campyeo backer, fernier acrimonies, dab.
Ø
Infeksi Virus
Enterovirus (virus echo, cox
sachie, polyomyelitic) adenevirus rotavirus, actovirus dll.
Ø
Infeksi Parasit
Cacing (asearic, oxuyuris),
protozoa cent amoeba nisfilicia, glordia, lambcia, tricho monas hominis), jamur
(candida albican).
2)
Infeksi Parenteral
Yaitu infeksi di bagian tubuh
lain di luar alat pencernaan seperti IPSA, OMA, ISK dan sebagainya, keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah umur 2 tahun.
b.
Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi
Karbohidrat adalah disakarida, monosakarida, pada hati anak yang terpenting
dari tersering adalah intoleransi laktosa.
2) Melabsorbsi
lemak
3) Malabsorbsi
protein
c.
Faktor Makanan
-
Makanan basi
-
Makanan beracun
-
Alergi terhadap makanan
d.
Faktor Psikologis
-
Rasa takut
-
Rasa cemas
3.
Macam-macam Diare
Macam-macam diare menurut Ngastiyah, 2005 yaitu:
a.
Diare akut
Terjadi akut dan berlangsung
paling lama 3-5 hari
b.
Diare berkepanjangan
Berlangsung lebih dari 7 hari
dapat disertai muntah dan kembung
c.
Diare kronik
Berlangsung lebih dari 14 hari
disertai gejala intoleransi dan atau infeksi enteral atau sepsis biasanya
disertai gangguan gizi.
4.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare menurut Ngastiyah, 2005
adalah:
a. Gangguan Asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus dan elektrolik ke dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan kerangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi pada
elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan Motilitas Usus
Hiper peristaltic akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila perlu peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula
5.
Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer Arif, 2000 manifestasi klinis (gambaran klinis)
Gastroentitis yaitu:
-
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer
-
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor jelek, elastisitas
kulit menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
-
Kram abdominal
-
Demam
-
Mual dan muntah
-
Pucat
-
Perubahan tanda-tanda (nadi dan pernafasan cepat), menurun
atau tidak
6.
Komplikasi
Komplikasi yang akan terjadi pada gastrientritis menurut Ngastiyah, 2005
adalah:
-
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotenik,isotomik atau
hipertonik)
-
Rekatam hipovolemik
-
Hipokalemia (dengan gejala materoismus hipotonik oto, lemah
bradikardi, perubahan pad elektrokardiogram)
-
Hipoglikemia
-
Intoleransi laktosa sekunder
-
Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
-
Malnutrisi energi protein
7.
Cara Pemeriksaan
d. Pemeriksaan
Fisik
Menentukan adanya dehidrasi atau
tidak, kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut Noerasi.
1) Dehidrasi
ringan : Rasa haus, oligouria ringan
2) Dehidrasi
sedang : Dehidrasi ringan, turgor kulit turun,
ubun-ubun besar cekung, mata cekung.
3) Dehidrasi
berat : Dehidrasi sedang, gangguan, kesadaran,
somnolen, sopor koma, pulma kardio vaskuler, kusmaul, rejatan.
e. Pemeriksaan
Penunjang (Laboratorium)
1) Pemeriksaan
tinja
-
Makroskopis dan mikroskopis
-
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
vilinitesi bila diduga terdapat intolicensi gula.
-
Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2) Pemeriksaan
gangguan kesemimbangan asam basah dalam darah dengan menentukan pH dan cadangan
alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut
astrup (bila memungkinkan).
3) Pemeriksaan
kadar unum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal
4) Pemeriksaan
elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum
(terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
5) Pemeriskaan
inkubasi duodenium dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.
8.
Penatalaksanaan
a.
Resusitasi
cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (URO)
Usia
|
Dehidrasi ringan- 3jam
(50 ml/kg)
|
Tanpa dehidrasi jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/tiap diare)
|
1 tahun
|
1,5
gelas
|
0,5
gelas
|
5 tahun
|
3
gelas
|
1
gelas
|
7 tahun
|
6
gelas
|
2
gelas
|
- Berat
Badan + 6 kg
6 kg x
50 ml = 300 ml è + 1,5 gelas
6 kg x
10-20 ml = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
- Berat
Badan + 13 kg
13 kg x
50 ml = 650 ml è + 3 gelas
13 kg x
10-20 ml = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
b. Dietotik
Makanan tetap diberikan ASI jika
masih ASI. Bila pasi, susu formula diencerkan dalam waktu singkat, makanan
sesuai dengan umur dengan konsistensinya mudah dicerna.
c. Pada
umumnya tidak diperlukan anti mikrobial
Penggunaan antimikrobial hanya
pada kasus-kasus tertentu dan kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda,
kurang gizi dan adanya penyakit penyerta.
d. Obat-obat
diare tidak dianjurkan karena dapat memperpanjang trans time sehingga
kuman-kuman makanan lebih lama berada di usus dan juga menyulitkan terapi
cairan.
e. Pengobatan
Problem Penyerta
Obat-obatan
Anti sekresi : Asetosal,
klorpromazim
Anti
spasmoletik : Papaverine, loperamid (bila perlu)
Pengeras tinja
: Kuolin, pektin, carcoal
Antibiotika : Umumnya tidak perlu kecual pada penyebab yang jelas seperti :
-
Kolera = tetra siklin
-
Comphycobacter =
ertitromizin
-
Infkesi ringan (OMA, Faringitis) = penisilin prokain
-
Infeksi sedang (Bronkitis) = ampicilin
-
Infeksi berat (Bronkopneumonia) = penisilin prokarin dan
kloram penikol atau ampisilin dan gentamicin atau derivat sifalosporin.
f.
Tahapan derajat dehidrasi
1)
Dehidrasi ringan : BB menurun 3-5% dengan
volume cairan yang hilang < 50 ml/kg
2)
Dehidrasi
sedang : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg
3)
Dehidrasi
berat : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang > me/kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar