Sabtu, 25 Mei 2013

Gastroenteritis Pada Anak


A.       Konsep Dasar Gastroenteritis
1.    Definisi
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsistensi feses encer dapat berwarna encer hijau atau dapat bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Gastroentritis diartikan sebagai BAB yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari empat kali. Sedangkan untuk bayi umur lebih dari 1 bulan dan anak bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Wahidiyat Iskandar, 2005).
Gastroentritis adalah keadaan dimana seorang individu mengalami/ beresiko defekasi sering dengan feses cair atau feses tidak berbentuk (Carperito, 2001).
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari (www.infeksi.com/artikel2006).

2.    Etiologi
Menurut Ngastiyah, 2005 etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a.    Faktor Infeksi
1)        Infeksi Enteral
Adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Meliputi :
Ø        Infeksi Bakteri
Vibrio, E.Coli, salmonella, shigella, campyeo backer, fernier acrimonies, dab.
Ø        Infeksi Virus
Enterovirus (virus echo, cox sachie, polyomyelitic) adenevirus rotavirus, actovirus dll.


Ø        Infeksi Parasit
Cacing (asearic, oxuyuris), protozoa cent amoeba nisfilicia, glordia, lambcia, tricho monas hominis), jamur (candida albican).
2)        Infeksi Parenteral
Yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti IPSA, OMA, ISK dan sebagainya, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di bawah umur 2 tahun.
b.    Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi Karbohidrat adalah disakarida, monosakarida, pada hati anak yang terpenting dari tersering adalah intoleransi laktosa.
2)      Melabsorbsi lemak
3)      Malabsorbsi protein
c.    Faktor Makanan
-         Makanan basi
-         Makanan beracun
-         Alergi terhadap makanan
d.    Faktor Psikologis
-         Rasa takut
-         Rasa cemas

3.    Macam-macam Diare
Macam-macam diare menurut Ngastiyah, 2005 yaitu:
a.    Diare akut
Terjadi akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari
b.    Diare berkepanjangan
Berlangsung lebih dari 7 hari dapat disertai muntah dan kembung
c.    Diare kronik
Berlangsung lebih dari 14 hari disertai gejala intoleransi dan atau infeksi enteral atau sepsis biasanya disertai gangguan gizi.

4.    Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare menurut Ngastiyah, 2005 adalah:
a.       Gangguan Asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus dan elektrolik ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan kerangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b.      Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi  pada elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c.       Gangguan Motilitas Usus
Hiper peristaltic akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila perlu peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula

5.    Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer Arif, 2000 manifestasi klinis (gambaran klinis) Gastroentitis yaitu:
-         Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
-         Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor jelek, elastisitas kulit menurun, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
-         Kram abdominal
-         Demam
-         Mual dan muntah
-         Pucat
-         Perubahan tanda-tanda (nadi dan pernafasan cepat), menurun atau tidak

6.    Komplikasi
Komplikasi yang akan terjadi pada gastrientritis menurut Ngastiyah, 2005 adalah:
-         Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotenik,isotomik atau hipertonik)
-         Rekatam hipovolemik
-         Hipokalemia (dengan gejala materoismus hipotonik oto, lemah bradikardi, perubahan pad elektrokardiogram)
-         Hipoglikemia
-         Intoleransi laktosa sekunder
-         Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
-         Malnutrisi energi protein

7.    Cara Pemeriksaan
d.      Pemeriksaan Fisik
Menentukan adanya dehidrasi atau tidak, kriteria penentuan derajat dehidrasi menurut Noerasi.
1)    Dehidrasi ringan                   :    Rasa haus, oligouria ringan 
2)    Dehidrasi sedang                  :    Dehidrasi ringan, turgor kulit turun, ubun-ubun besar cekung, mata cekung.
3)    Dehidrasi berat                    :    Dehidrasi sedang, gangguan, kesadaran, somnolen, sopor koma, pulma kardio vaskuler, kusmaul, rejatan.
e.       Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
1)    Pemeriksaan tinja
-      Makroskopis dan mikroskopis
-      pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet vilinitesi bila diduga terdapat intolicensi gula.
-      Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2)   Pemeriksaan gangguan kesemimbangan asam basah dalam darah dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut astrup (bila memungkinkan).
3)    Pemeriksaan kadar unum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal
4)   Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang) 
5)   Pemeriskaan inkubasi duodenium dan kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

8.    Penatalaksanaan
a.       Resusitasi cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.
Upaya Rehidrasi Oral (URO)
                     Usia
Dehidrasi ringan- 3jam
(50 ml/kg)
Tanpa dehidrasi jam selanjutnya
(10-20 ml/kg/tiap diare)
1 tahun
1,5 gelas
0,5 gelas
5 tahun
3 gelas
1 gelas
7 tahun
6 gelas
2 gelas

-     Berat Badan + 6 kg
6 kg x 50 ml               =    300 ml è + 1,5 gelas
6 kg x 10-20 ml          =    150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
-     Berat Badan + 13 kg
13 kg x 50 ml             =    650 ml è + 3 gelas
13 kg x 10-20 ml        =    150-250 ml/setiap diare = 1 gelas/setiap diare
b.      Dietotik
Makanan tetap diberikan ASI jika masih ASI. Bila pasi, susu formula diencerkan dalam waktu singkat, makanan sesuai dengan umur dengan konsistensinya mudah dicerna.
c.       Pada umumnya tidak diperlukan anti mikrobial
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus tertentu dan kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, kurang gizi dan adanya penyakit penyerta.
d.      Obat-obat diare tidak dianjurkan karena dapat memperpanjang trans time sehingga kuman-kuman makanan lebih lama berada di usus dan juga menyulitkan terapi cairan.
e.       Pengobatan Problem Penyerta
Obat-obatan
Anti sekresi               :       Asetosal, klorpromazim
Anti spasmoletik        :       Papaverine, loperamid (bila perlu)
Pengeras tinja            :       Kuolin, pektin, carcoal
Antibiotika                 :       Umumnya tidak perlu kecual pada penyebab yang jelas seperti :
-           Kolera = tetra siklin
-           Comphycobacter  = ertitromizin
-           Infkesi ringan (OMA, Faringitis) = penisilin prokain 
-           Infeksi sedang (Bronkitis) = ampicilin
-           Infeksi berat (Bronkopneumonia) = penisilin prokarin dan kloram penikol atau ampisilin dan gentamicin atau derivat sifalosporin.
f.        Tahapan derajat dehidrasi
1)        Dehidrasi ringan  : BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kg
2)        Dehidrasi sedang : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg
3)        Dehidrasi berat    : BB menurun 10% dengan volume cairan yang hilang > me/kg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar