Sabtu, 25 Mei 2013

KB IUD


A.  Landasan Teori KB IUD
1)      Pengertian
AKDR merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang berupa kerangka kecil dari plastik yang fleksibel, diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Saifudin, 2006 : MK-74).

2)      Cara Kerja
Menurut Saifudin( 2006,MK-74), cara kerja kontrasepsi :
a.    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b.    Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c.    Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d.    Mencegah implantasi telur dalam uterus.

3)     Efektifitas
Sangat efektif (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan atau 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan (Saifudin, 2006 : MK-75 ).

4)     Keuntungan
Menurut Saifudin( 2006,MK-75), keuntungan kontrasepsi :
a.    Efektivitasnya sangat tinggi
b.    AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
c.    Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak perlu diganti).
d.    Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
e.    Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
f.      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
g.    Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR.
h.    Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i.      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
j.      Dapat digunakan sampai menopause.
k.    Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
l.      Membantu mencegah kehamilan ektopik.

5)     Kerugian
Menurut Saifudin (2006 : MK-75), kerugian kontrasepsi ini adalah:
1)   Efek samping yang umum terjadi:
-     Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).
-     Haid lebih lama dan banyak.
-     Perdarahan antar menstruasi.
-     Saat haid lebih sakit.
2)   Komplikasi lain:
-     Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
-     Perdarahan berat pada waktu haid auat diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
-     Perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi bila pemasangan benar)
3)   Tidak mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS
4)   Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
5)   Penyakit Radang Panggul terjadi setelah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
6)   Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR. Sering kali perempuan takut selama pemasangan.
7)   Sedikitnya nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
8)   Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR.
9)   Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
10)    Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
11)    Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

6)     Yang Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-76), yang boleh memakai AKDR:
-     Usia reproduksi.
-     Kedaan nulipara
-     Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
-     Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
-     Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
-     Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
-     Resiko rendah dari IMS
-     Tidak menghendaki metode hormonal
-     Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
-     Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat kontrasepsi darurat).
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR CUT-380A dengan aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
-     Perokok.
-     Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
-     Sedang mengunakan antibiotika atau antikejang.
-     Gemuk ataupun yang kurus.
-     Sedang menyusui.
-     Penderita tumor jinak payudara.
-     Penderita kanker payudara.
-     Pusing-pusing, sakit kepala.
-     Tekanan darah tinggi.
-     Varises di tungkai atau di vulva.
-     Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR).
-     Pernah menderita stroke.
-     Penderita diabetes.
-     Penderita penyakit hati atau empedu.
-     Malaria.
-     Skistosomiasis.
-     Penyakit tiroid.
-     Epilepsi.
-     Nonpelvik TBC.
-     Setelah kehamilan ektopik.
-     Setelah pembedahan pelvic.

7)     Yang Tidak Boleh Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin ( 2006 : MK-77), yang tidak boleh memakai AKDR:
1)   Hamil  atau diduga hamil.
2)   Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3)   Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4)   Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik.
5)   Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
6)   Penyakit trofoblas yang ganas.
7)   Diketahui penyakit TBC pelvik.
8)   Kanker alat genital.
9)   Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

8)     Waktu Menggunakan AKDR
Menurut Saifudin, (2006 : MK-80), waktu menggunakan AKDR:
1)   Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2)   Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3)   Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorhoe laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
4)   Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5)   Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

9)     Penanganan Efek Samping Yang Terjadi
No
Efek samping/ permasalahan
Penanganan
1
Amenorrhoea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorrhoea apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas, apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan inferksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
2
Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya Penyakit Radang Panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3
Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvic dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb< 7gr%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah memilih metode lain yang sesuai.

4
Benang yang hilang
Pastikan adanya kehamilan atau tidak, tanyakan apakah AKDR terlepas, berikan kondom. Periksa talinya didalam saluran endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter. Lakukan X-ray  atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5
Adanya pengeluaran cairan dari vagiana/ dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorrhoea atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
Sumber : Saifudin (2006: MK-79)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar