Senin, 21 Januari 2013

IMUNISASI


I.            Konsep Dasar Imunisasi
A.     Definisi
Imunisasi merupakan usaha meberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasakan vaksin ke dalam tubuh membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu (Hidayat, 2008)
Imunisasi atau pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin (Manuaba, 1999: 76)
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin BCG, DPT, Campak, Hepatitis dan melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat, 2005)
Imunisasi berarti memberikan setiap vaksin atau toksoid imunisasi menggambarkan proses yang menginduksi imunitas secara antifisial dengan pemberian bahan antigenik seperti agen imunobiologis (Nelson, 2000: 1248)

B.     Tujuan Imunisasi
Tujuan diberikannya imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2005)

C.     Manfaat Imunisasi
1.      Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kelainan.
 2.      Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit, mendorong keluarga kecil apabila orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.
3.      Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa dunia (Manuaba, 1999: 76)

D.     Jenis-jenis Imunisasi
1.      Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif terdiri dari induksi tubuh untuk mengembangkan pertahanan terhadap penyakit dengan pemberian vaksin atau toksoid yang merangsang sistem imun untuk antibodi dan respon imun seluler yang melindungi terhadap agen infeksi (Hidayat, 2005)
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan menjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon (Hidayat, 2005)
Dalam imunisasi aktif terdapat 4 macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a.   Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan
b.  Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
c.   Preservatif, satbiliser dan antibiotika yang berguna untuk menghindari timbulnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi anti gen
d.  Adjuven yang terdiri dari garam alumunium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
(Hidayat, 2005: 102)
2.      Iminisasi Pasif
Imunisasi pasif terdiri dari pemberian proteksi sementara melalui pemberian antibodi yang dahasilkan secara oksogen (Nelson, 2000). Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (Imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang disuga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Hidayat, 2005)

E.      Macam-macam Imunisasi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah denga hepatitis B. Sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) misalnya jamaah haji yang disuntikan imunisasi meningitis (Hidayat, 2008)
Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi anti gen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi dan satatus nutrisi terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk meyintesis antibodi. Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut dapat diharapkan dari diri anak. Berapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah (program imunisasi PPI) dijelaskan sebagai berikut :
1.      Imunisasi BCG (Becilus Colmatte Guerin), (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC (tuberkolusis) yakni penyakit yang menyerang paru-paru selaput otak, tulang, kelenjar getah bening dan usus, yang berat sebab terjadi penyakit TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang dilemahkan.
a.       Tujuan                       :    Untuk mecegah TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang
b.      Frekuensi pemberian    :    Satu kali
c.       Waktu pemberian      :  Pada umur 0-11 bulan akan tetapi pada umumya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan
d.      Cara pemberian           :  Sub cutan atau dibawah kulit pada lengan    kanan atas
e.       Efek samping               :    Terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfodenitis regional dan reaksi panas
2.      Imunisasi DPT (Diphteri Partusis dan Tetanus), (Hidayat, 2008).
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat rancunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
a.     Frekuensi pemberian :
1)      Pemberian pertama, zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap  vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti
2)      Pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup
b.    Waktu pemberian        :  umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu       
c.    Cara pemberian           :  dibrikan melalui intramuskular pada paha kiri.
d.    Efek samping               :  pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam, efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang dan shock.
3.      Imunisasi Polio (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomylitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
a.    Frekuensi pemberian    :  4 kali
b.    Waktu pemberian        : umur 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu
c.    Cara pemberian           :  oral
4.      Imunisasi Campak (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak, karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan
a.     Frekuensi pemberian     : satu kali
b.    Waktu pemberian         : umur 9-11 bulan
c.     Cara pemberian            : Sub cutan pada lengan kiri bagian atas
d.    Efek samping                  : Dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas
5.      Imunisasi hepatitis B (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah Hbs Ag dalam bentuk cair
a.       Frekuensi pemberian     : Tiga kali
b.      Waktu pemberian         : Umur 0-11 bulan
c.       Cara pemberian            : Intra musculer pada paha kanan bagian atas
d.      Efek samping                  : umumnya tidak terjadi, kalaupun terjadi itupun sangat jarang, berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
6.      Imunisasi MMR (Measles, mumps, dan rubella)
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (Measles) gondong, parotis efidemika (mumps) dan rubella (campak jerman), dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang dilemahkan virus rubella strain RA 27/3 dan virus gonolong. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi dibawah satu tahun karena dikhawatirkan terjadi interaksi dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik, sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan booster (ulangan) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan (Hidayat, 2008).
Tabel dosis dan pemberian imunisasi
Vaksin
Dosis
Cara pemberian
BCG
0,05 cc
Intra cutan di daerah Muskulus deltoideus
DPT
0,5 cc
Intra muscular
Hepatitis B
0,5 cc
Intra muscular
Polio
2 tetes
Mulut
Campak
0,5 cc
Subcutan daerah lengan kiri atas
TT
0,5 cc
Intra muscular
(sumber : depkes 2000)
Tabel jumlah interval waktunya pemberian imunisasi
Vaksin
Jumlah pemberian
Interval
Waktu pemberian
BCG
1 kali
-
0-11 bulan
DPT
3 kali
4 minggu
2-11 bulan
Hepatitis B
3 kali
4 minggu
0-11 bulan
Polio
4 kali
4 minggu
0-11 bulan
Campak
1 kali
-
9-11 bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar