I.
Konsep Dasar Imunisasi
A.
Definisi
Imunisasi merupakan usaha
meberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasakan vaksin ke dalam tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu (Hidayat, 2008)
Imunisasi atau pengebalan
adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit
tertentu dengan menyuntikan vaksin (Manuaba, 1999: 76)
Vaksin adalah bahan yang
dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan, seperti vaksin BCG, DPT, Campak, Hepatitis dan melalui mulut
seperti vaksin polio (Hidayat, 2005)
Imunisasi berarti memberikan
setiap vaksin atau toksoid imunisasi menggambarkan proses yang menginduksi
imunitas secara antifisial dengan pemberian bahan antigenik seperti agen
imunobiologis (Nelson, 2000: 1248)
B.
Tujuan
Imunisasi
Tujuan
diberikannya imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2005)
C.
Manfaat
Imunisasi
1.
Manfaat
untuk anak
Mencegah penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kelainan.
2.
Manfaat
untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan
biaya pengobatan bila anak sakit, mendorong keluarga kecil apabila orang tua
yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.
3.
Manfaat
untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara
dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa dunia (Manuaba,
1999: 76)
D.
Jenis-jenis
Imunisasi
1.
Imunisasi
Aktif
Imunisasi
aktif terdiri dari induksi tubuh untuk mengembangkan pertahanan terhadap
penyakit dengan pemberian vaksin atau toksoid yang merangsang sistem imun untuk
antibodi dan respon imun seluler yang melindungi terhadap agen infeksi
(Hidayat, 2005)
Imunisasi
aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan menjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik
yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel
memori sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat
dapat merespon (Hidayat, 2005)
Dalam imunisasi aktif terdapat
4 macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
a.
Antigen
merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna guna
terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa polisakarida, toksoid atau virus
dilemahkan atau bakteri dimatikan
b.
Pelarut
dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
c.
Preservatif,
satbiliser dan antibiotika yang berguna untuk menghindari timbulnya mikroba dan
sekaligus untuk stabilisasi anti gen
d.
Adjuven yang
terdiri dari garam alumunium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas
antigen.
(Hidayat, 2005: 102)
2.
Iminisasi
Pasif
Imunisasi
pasif terdiri dari pemberian proteksi sementara melalui pemberian antibodi yang
dahasilkan secara oksogen (Nelson, 2000). Imunisasi pasif merupakan pemberian
zat (Imunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan
untuk mengatasi mikroba yang disuga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi
(Hidayat, 2005)
E.
Macam-macam
Imunisasi
Di Indonesia
terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan
ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah
diwajibkan oleh WHO ditambah denga hepatitis B. Sedangkan imunisasi yang hanya
dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar
biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian)
misalnya jamaah haji yang disuntikan imunisasi meningitis (Hidayat, 2008)
Keberhasilan
pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi anti
gen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi dan satatus nutrisi
terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk meyintesis antibodi.
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut dapat diharapkan dari diri
anak. Berapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah (program imunisasi
PPI) dijelaskan sebagai berikut :
1.
Imunisasi
BCG (Becilus Colmatte Guerin), (Hidayat, 2008)
Merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC (tuberkolusis)
yakni penyakit yang menyerang paru-paru selaput otak, tulang, kelenjar getah
bening dan usus, yang berat sebab terjadi penyakit TBC yang primer atau ringan
dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
Vaksin BCG
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang dilemahkan.
a.
Tujuan : Untuk mecegah TBC yang berat seperti TBC pada
selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang
b.
Frekuensi
pemberian : Satu kali
c.
Waktu
pemberian : Pada umur 0-11 bulan akan tetapi pada umumya diberikan pada bayi
umur 2 atau 3 bulan
d.
Cara
pemberian : Sub cutan atau dibawah kulit pada lengan kanan atas
e.
Efek samping : Terjadi
ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfodenitis regional dan reaksi
panas
2.
Imunisasi
DPT (Diphteri Partusis dan Tetanus), (Hidayat, 2008).
Merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis
dan tetanus. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
difteri yang telah dihilangkan sifat rancunnya akan tetapi masih dapat
merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
a.
Frekuensi
pemberian :
1)
Pemberian
pertama, zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan mengaktifkan
organ-organ tubuh membuat zat anti
2)
Pemberian
kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup
b.
Waktu
pemberian : umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu
c.
Cara
pemberian : dibrikan melalui intramuskular pada paha kiri.
d.
Efek samping : pembengkakan
dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam, efek berat dapat menangis hebat
kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang dan shock.
3.
Imunisasi
Polio (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomylitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan.
a.
Frekuensi
pemberian : 4 kali
b.
Waktu
pemberian : umur 0-11 bulan dengan
interval pemberian 4 minggu
c.
Cara
pemberian : oral
4.
Imunisasi
Campak (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang di
gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak, karena penyakit
ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan
a.
Frekuensi
pemberian : satu kali
b.
Waktu
pemberian : umur 9-11 bulan
c.
Cara
pemberian : Sub cutan pada
lengan kiri bagian atas
d.
Efek samping : Dapat terjadi ruam pada
tempat suntikan dan panas
5.
Imunisasi
hepatitis B (Hidayat, 2008)
Merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah
Hbs Ag dalam bentuk cair
a.
Frekuensi
pemberian : Tiga kali
b.
Waktu
pemberian : Umur 0-11 bulan
c.
Cara
pemberian : Intra musculer pada
paha kanan bagian atas
d.
Efek samping : umumnya tidak terjadi,
kalaupun terjadi itupun sangat jarang, berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan
yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang
dalam waktu 2 hari.
6.
Imunisasi
MMR (Measles, mumps, dan rubella)
Merupakan imunisasi yang
digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (Measles)
gondong, parotis efidemika (mumps) dan rubella (campak jerman), dalam imunisasi
MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang
dilemahkan virus rubella strain RA 27/3 dan virus gonolong. Vaksin ini tidak
dianjurkan untuk bayi dibawah satu tahun karena dikhawatirkan terjadi interaksi
dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik, sebaiknya
diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11
bulan dan booster (ulangan) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan (Hidayat,
2008).
Tabel dosis dan pemberian
imunisasi
Vaksin
|
Dosis
|
Cara pemberian
|
BCG
|
0,05 cc
|
Intra cutan di daerah
Muskulus deltoideus
|
DPT
|
0,5 cc
|
Intra muscular
|
Hepatitis B
|
0,5 cc
|
Intra muscular
|
Polio
|
2 tetes
|
Mulut
|
Campak
|
0,5 cc
|
Subcutan daerah lengan kiri
atas
|
TT
|
0,5 cc
|
Intra muscular
|
(sumber : depkes 2000)
Tabel jumlah interval waktunya
pemberian imunisasi
Vaksin
|
Jumlah pemberian
|
Interval
|
Waktu pemberian
|
BCG
|
1 kali
|
-
|
0-11 bulan
|
DPT
|
3 kali
|
4 minggu
|
2-11 bulan
|
Hepatitis B
|
3 kali
|
4 minggu
|
0-11 bulan
|
Polio
|
4 kali
|
4 minggu
|
0-11 bulan
|
Campak
|
1 kali
|
-
|
9-11 bulan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar